Kamis, 15 Oktober 2009

Sejarah Psikologi Sosial

Sejarah Psikologi Sosial


Masa Pra kelahiran
Dimulai dengan didirikannya laboratorium psikologi pertama di dunia di Leipzig oleh Wundt pada tahun 1879, bibit-bibit psikologi sosial sudah mulai tumbuh yaitu ketika Lazarus dan Steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi, dan institusi masyarakat, menemukan “jiwa umat manusia” (human mind) yang berbeda dari “jiwa individual” (Bonner, 1959).
Upaya Lazarus & Steindhal masih sangat dipengaruhi oleh ilmu antropologi. Maka upaya tersebut dilanjutkan oleh Wundt sendiri pada tahun 1880 dengan mempelajari “Psikologi Rakyat” (Folk Psychology) dan mensejajarkannya dengan Psikologi individual dalam eksperimen-eksperimennya. Hasilnya antara lain menemukan “proses mental yang lebih tinggi” dari kelompok atau rakyat yang berbeda dengan proses individual.

Masa Awal
Ditandai dengan terbitnya dua buku yang sama judulnya yaitu “Psikologi Sosial” (Social Psychology) oleh dua pengarang dengan latar belakang keilmuan yang berbeda yaitu W. M, Daughall seorang psikolog dan Ross seorang sosiolog. Daughal menerangkan perilaku sosial dengan teori-teori instink sedangkan Ross dengan menggunakan teori struktur sosial (manusia berlaku sosial karena ada tata aturan yang diikuti). (Lindgren, 1969; Shaver, 1977; Baron & Byrne, 1994).
Pada tahap berikutnya, F. Allport (1924) mengeluarkan bukunya yang berjudul “Psikologi Sosial” yang memberikan pendapat bahwa perilaku sosial tidak hanya dipengaruhi oleh instink ataupun struktur sosial semata, akan tetapi dipengaruhi oleh faktor majemuk tersebut secara bersama-sama (Lindgren, 1969; Baron & Byrne, 1994).
Selanjutnya adalah ketika Sherif (1935) melakukan eksperimennya mengenai norma sosial. Maka kesimpulan yang ia dapatkan adalah bahwa ada interaksi timbal balik antara perilaku individual dengan norma sosial yang merupakan dasar yang penting dari berbagai teori psikologi sosial di masa yang akan datang. (Baron & Byrne, 1994).

Masa Perang Dunia I dan II
Di masa PD I dan awal PD II penelitian diarahkan pada studi mengenai otoritarianisme terutama pada zaman Nazi. Setelah perang dunia selesai, perhatian psikologi beralih ke proses individual dan psikologi sosial mulai mempelajari interaksi sosial. Pengaruh psikologi Gestalt di Jerman yang dibawa ke Amerika oleh ilmuwan-ilmuwan Jerman yang mengungsi karena pengaruh Nazi, merangsang penelitian-penelitian tentang proses kesadaran (kognitif) dan pengaruhnya pada proses sosial individu. Sehingga lahirlah aliraan Kognitif (1957) dengan salah satu tokohnya Festinger. Teorinya antara lain “Disonansi Positif” yaitu keadaan dalam kesadaran dimana ada dua elemen kesadaran yang tidak saling menunjang sehingga menuntut manusia berperilaku tertentu untuk mengembalikan kepada keadaan yang seimbang.

Masa Mutakhir
Proses pendewasaan psikologi social mencapai puncaknya antara tahun 1970 sampai tahun 1980 dengan berbagai penelitian mengenai atribusi, attitude, perbedaan jenis kelamin (gender), diskriminasi seksual, psikologi lingkungan, psikologi masa, dan sebagainya. Tahap ini pun ditandai dengan berkembangnya penelitian-penelitian psikologi sosial terapanseperti psikologi kesehatan, hukum, lingkungan, dsb. (Baron & Byrne, 1994).


dikutip dari Buku "Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Sosial" karang Prof. Sarlito Wrawan Sarwono

PENGERTIAN-PENGERTIAN PSIKOLOGI SOSIAL

Definisi-definisi Psikologi Sosial


Ada banyak definisi psikologi social, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Psikologi Sosial adalah ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus social (Sherif & Muzfer:1956)
Mereka menggolongkan stimulus social menjadi berikut :
a. Orang lain
• Orang atau orang-orang lain sebagai stimulus atau stimuli misal : orang tua, tetangga, dll;
• Kelompok sebagai stimulus atau stimuli
a). dalam interaksi kelompok;
b). dalam interaksi antar kelompok;
c). situasi interaksi bersama, semisal kerumunan, dll:
b. Produk cultural/budaya
• Material : gereja, mesjid, dll.
• Non-material : upacara perkawinan, system kekerabatan, dll.

2. Psikologi Sosial adalah ilmu tentang peristiwa perilaku hubungan interpersonal (pribadi).(Krech, Cructhfield, and Ballachey : 1962)

3. Psikologi adalah ilmu mengenai interaksi manusia (Watson : 1966)

4. Psikologi Sosial adalah studi tentang manusia individual ketika ia berinteraksi, biasanya secara simbolik, dengan lingkungannya (Dewey & Huber : 1966).

5. Psikologi Sosial adalah subdisiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada syudi ilmiah mengenai perilaku individual sebagai fungsi rangsangan (stimulus social).(Jones&Gerard : 1967).

6. Psikologi social adalah studi ilmiah tentang pengalaman dan perilaku individual dalam kaitan dengan individu lain, kelompok, dan kebudayaan. (McDavid&Harar : 1968).

7. Psikologi social adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi rangsang-rangsang social (Shaw & Costanzo :1970).

8. Psikologi soaial adalah bidang ilmiah yang mencari pengertain tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan fikiran-fikiran individu dalam situasi social ( Baron & Byrne, 1994).

Selasa, 06 Oktober 2009

Berkemah yang baik





Jadi anggota Pramuka tapi gak pernah berkemah rasanya tidaklah lengkap, karena penerapan metode pendidikan Kepramukaan salah satunya melalui kegiatan berkemah. tujuan dan ssalah satu upaya penerapaasaran kegiatan tentunya anda sudah mengenal betul. Namun demikian banyak yang kurang memahami bagaimana tatacara berkemah yang baik. Adakalanya bahkan memiliki resiko tinggi. Nah, bagaimana berkemah yang benar ?
Untuk suatu perkemahan yang baik, pentahapan yang harus ditempuh adalah :
a.Persiapan
1)Penentuan waktu, tempat, tujuan dan biaya.
2)Pengadaan peralatan, peninjauan lokasi.
3)Pemberitahuan dan perijinan. ( Ijin Ortu dan Keamanan setempat)
4)Pembentukan Panitia.
5)Membuat jadwal kegiatan/ acara dan mempersiapkan acara pengganti bila situasi dan kondisi cuaca berubah-ubah.
6)Memantapkan kesiapan mental, fisik dan ketrampilan.
b.Pelaksanaan
Kegiatan hendaknya sesuai rencana, dilaksanakan menurut perkembangan keadaan dan diusahakan adanya acara pengganti atau tambahan, serta faktor pengamanan dan keselamatan peserta harus diperhatikan.
c.Penyelesaian
Pembongkaran tenda-tenda, kebersihan lingkungan dan pengecekan barang harus dilaksanakan secara tertib.

Syarat-syarat memilih tempat berkemah adalah :
a.Tanahnya rata atau sedikit miring berumput.
b.Ada pohon pelindung.
c.Ada saluran pengeringan pembuangan air.
d.Dekat sumber air.
e.Terjamin keamanannya, terutama ancaman dari binatang buas, melata/ berbisa.
f.Tidak terlalu dekat dengan kampung dan jalan raya.
g.Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan, pos keamanan.
h.Hindari angin masuk ke dalam tenda, dengan cara didirikan tenda membujur menurut mata angin.

Tali Iman Yang Kuat


Oleh : Sri Lestari

Pengertian

Tali menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) :
1. barang yang berutas-utas panjang, dibuat dari bermacam-macam bahan (serabut kelapa, ijuk, plasti, dsb) ada yang dipintal ada yang tidak, gunanya untuk mengikat, mengebat, menghela, menarik, dsb.
2. hubungan.

Tali menurut hamat saya adalah sebuah alat atau sesuatu yang digunakan untuk mengikat dan menghubungkan benda atau hal yang satu dengan benda atau hal yang lain.

Iman menurut KBBI :
1. Kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan kepercayan kepada Allah,nabi, kitab, dsb.
2. Ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.

Iman secara umum diartikan “percaya”. Jika iman diartikan hanya sebatas percaya sungguhlah sempit sekali pemahaman tersebut. iman hanya dapat diyakini, tanpa diungkapkan melalui kata dan direalisasikan melalui perbuatan.

Saya mengartikan iman sangatlah sederhana, namun meknanya tidaklah sesempit percaya atau ketetapan hati. Iman yang saya pahami mempunyai makna yang lebih indah, jauh lebih luas dan mendalam (itu menurut saya, dan Anda tidak usah sependapan dengan saya). Semua orang tahu akan kata itu, yaitu sama dengan cinta.

Cinta membutuhkan ketetapan/kecenderungan hati, cinta mengungkapkan melalui rangkaian kata-kata indah, dan cinta menuntut bukti berupa tindakan dan amalan yang akan lebih memantapkan rasa cinta itu. Begitu pula dengan iman, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :

“Iman adalah tambatan hati yang menggema ke dalam ucapan dan menjelma ke dalam laku perbuatan”. (H.R. Ibnu Majjah)

Dari hadits di atas, jelas pengertian iman berbeda dengan “percaya” saja. Pemahaman mengenai iman = percaya yang telah mengakar di masyarakat kita merupakan pemahaman yang kurang tepat dan dapat menimbulkan efek yang kurang baik.

Sebagai contoh, banyak orang yang mengaku muslim, mengaku beriman, tapi sajadah pun gak kenal, mukena tak kenal, ditanya arti iman pun tak tahu, ditanya rukun islam dan rukun iman pun micung. Mengucao syahadat pun hanya pas nikah saja. Singkat kalimat, manusia ini hanyalah manusia islam KTP saja. Ini adalah efek dari pengertian iman. Masih banyak contoh konkrit yang mengelilingi kehidupan kita, atau bahkan kita pun sama saja seperti mereka? Bermuhasabbahlah!!! Semoga kita benar-benar Mukmin sejati, mukmin seutuhnya, bukan mukmin setengah-tengah.
Tali iman itu….
Berdasarkan uraian-uraian singkat di atas, dapat ana simpulkan bahwa tali iman itu adalah….
Sesuatu yang dapat mengikat, mengubungkan,dan mempererat hati orang-orang mukmin dalam menjalani hidupnya sebagai hamba Allah, sebagai sesuatu yang kokoh, yang tak mudah dicerai berai.

Bahwasannya Rasulullah saw telah bersabda :
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang menopang (mengokohkan) yang satu dengan yang lainnya. (H.R. Asyaikoni)

Nah dari hadits di atas jelas mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya tidak dapat dipisahkan karena mereka adalah satu bangunan, dan jika mereka dipisahkan maka bangunan itu akan roboh. Orang-orang mukmin pun diibaratkan satu tubuh jika tubuh itu merasa bahagia/sehat, maka bahagialah seluruh tubuhnya itu dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw berikut :

“Pergaulan (mukmin dengan mukmin) bagaikan satu tubuh suka dan duka ditanggung bersama. (H.R. Bukhari).

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sesuatu apa yang menjadi tali pengikat, penghubung,

Senin, 05 Oktober 2009

Dimana Kau Wahai Mulut Manis???


Sri Lestari

Saat kau butuh aku, kau mengemis-ngemis dengan kata manismu, dengan janji indahmu, dengan berbagai mutiara yang meluncur dari mulut mulutmu. Aku pun luluh dalam pelukmu. Aku jatuh dan hanyut dalam buaian kata-katamu.

Namun kini….
Saat aku membutuhkan mu, kau pergi mencampakkanku, kau tertawa menikmati apa yang selama ini kau impikan, kau sumringah di atas penderitaan yang kualami.

Kau tertawa di atas tangisanku
Kau menari di balik pedihnya jatuh yang kualami
Di mana janjimu wahai mulut manis?
Bukankah kau telah meyakinkan aku bahwa kau akan selalu melayaniku, mendampingiku, dalam suka maupun duka?
Bukankah kau pun telah berikrar, bersumpah, untuk memberikan yang terbaik untukku?
Mengapa kini kau terbahak saat aku menjerit menahan sakit?
Mengaapa kau hanya tertawa saat aku merintih menahan perih?

Jeritan hati koraban gempa…..


Kita tentu masih ingat dengan kompetisi calon wakil rakyat yang digelar pada tanggal 9 April 2009 lalu. Masih melekat dalam ingatan kita mengenai janji dan sumpah mereka jika mereka berhasil mencapai kursi kehormatan di Senayan sana. Berbagai cara mereka lakukan untuk menarik simpati SRI (Seluruh Rakyat Indonesia) dalam mensukseskan visi dan misinya meraih tampuk kekuasaan, mulai dari memberikan santunan kepada fakir miskin dan ingin diekspos di media (padahal itu riya), menggelar hiburan porno di depan anak-anak, membagikan stiker yang membuat jalanan penuh sampah berserakan, dan lain sebagainya.

Namun, coba kita evaluasi sekarang, apa saja yang dilakukan para elit itu saat bangunan menimpa tubuh kita? Saat besi itu menghujam hati kita? Saat air mata membanjiri negeri kita? Saaat darah bersimbah di bumi Pertiwi ini?

30 September 2009, Padang porak poranda, luluh lantak tak berdaya. Yang terdengar hanyalah jerit tangis kesakitan, pedih perih penderitaan, dan yang terlihat hanyalah ribuan manusia manusia dengan luka yang menganga, nyawa yang tak ada, dan tempat tinggal yang rata dengan tanah.

30 September 2009, mereka yang akan duduk di Senayan, sedang menikmati fasilitas Hotel Marriot yang mewah itu. Mereka itulah Si Mulut Manis yang telah sukses memperdayai seluruh voters-nya. Mereka tersenyum bahagia menikmati mewahnya fasilitas yang diberikan Negara, sumringah merasakan nyamannya tidur dan bersantai di hotel dengan tariff 2 juta per malam itu. Di sana banyak gelak tawa, senyum merona, bahagia, canda, makanan lezat dan segala sesuatu yang glamour. Ya, anggaran 46 Milyar uang Negara…mereka habiskan dalam beberapa hari, gila!!!!

Wahai mulut manis!!!
Kenapa bukan kau yang mengangkat puing reruntuhan yang menimpaku?
Mengapa bukan kau yang mencabut besi runcing itu dari ulu hatiku?
Mengapa bukan kau yang mengusap air mataku?
Mengapa bukan kau yang mengusap noda darah di badanku dan mengeringkan keringatku?

Wahai mulut manis!!!
Dimana kau?
Aku mencarimu dalam tangisku, dalam jeritanku, dalam rintihanku
Aku menantikan hadirmu, aku menunggu janjimu

Wahai mulut manis!!!
Kemarilah…..
Aku ingin kau menghiburku, memberikan apa yang menjadi hakku
Jangan takut!!!
Aku tak ingin hartamu
Kemarilah wahai mulut manis!
Aku hanya ingin kau mengurus jenazahku, dan menghantarkanku sampai liang lahat.

Wahai mulut manis!!!
Ingatlah, perbuatanmu akan dimintai pertangungjawaban kelak!!!!

Misteri di Balik Bencana Negeriku….


Oleh : Sri Lestari

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (pada Allah) dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tapi kamu tidak menyadarinya. Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yangs sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘innalillahi wainna ilaihi raajiuun’. Mereka itulah yang mendapatkan kebenaran yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S, Al-Baqarah [2] : 153-157).

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku demikian terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami ancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Q.S. Bani Israil [17] : 16).

“Semua itu (Q.S. [17] : 22, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 34, 36, dan 37) kejahatannya amat dibenci oleh Tuhanmu. (Q.S. Al-israa [17] : 38)


“Keadaan mereka serupa dengan keadaan fir’aun dan pengikutnya serta orang-orang yang sebelumya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat kers siksaan-Nya. (Q.S. Al-Anfal : 52)

30 September 2009, 17.16 wib padang diguncang dengan begitu dahsyatnya dan pada pukul 17.38 Padang diluluhlantakkan dengan susulan amukan bumi. Padang lumpuh, Padang hancur, Padang lantak, Indonesia menangis lagi….(begitu dramatika kata-kata melihat fenomena negeriku)

Bencana kembali melanda negeriku…..
Bencana adalah cobaan, ujian, peringatan, pelajaran, dan merupakan salah satu sunnah-Nya yang bersifat kauniyah qodariyah.
Bencana adalah cobaan dan ujian bagi orang-orang yang beriman. Semakin tinggi pohon itu berdiri, semakin kencang pula angina yang menerpanya. Pepatah yang layak ditujukan kepada mu’min yang tengah dirundung duka karena bencana. Semakin kokoh keimanan seseorang, maka Allah pun akan mengujinya sesuai dengan kemampuan ummat-Nya, guna mencapai level yang lebih tinggi menuju derajat ketakwaan.
Merupakan suatu kekeliruan jika kita berargumen bahwa hamba Allah yang shaleh tidak mengenal ujian atau cobaan. Akan tetapi sebaliknya, cobaan merupakan ujian terhadap keimanan dan tanda keimanan itu sendiri.
Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya “Siapakah dari golongan manusia yang paling berat cobaannya?”, Rasul menjawab :

“Para nabi, kemudian orang-orang shaleh, kemudian orang-orang yang terbaik, terus orang yang terbaik daripada manusia. Seseorang diberi cobaan sesuai dengan agamanya, jika agamanya kuat, maka cobaannya pun akan lebih berat, dan jika agamanya lemah, maka akan diringankan cobaannya”.

Cobaan bukanlah tanda kebencian. Justru sebaliknya, cobaan atau ujian itu adalah tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Semakin Allah mencintainya, semakin Allah akan terus mengujinya. Allah pun ingin menguji seberapa kesetiaan dan kecintaan hambanya itu kepada-Nya. Semoga tak terhingga….
Rasulullah SAW bersambda…
“Sesunguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka’.

Bersyukurlah bagi hamba Allah yang telah diuji dan tetap bersabar karena Allah telah membuktikan kecintaannya sehingga hambaNya pun mampu menyandang status Muttaqien…Amiin..Insya Allah….
Cobaan dalah salah satu tanda keinginan Allah akan kebaikan bagi hambaNya. Rasulullah saw pernah bersabda :
“Jika Allah menginginkan kebaikan bagi hambanya, maka Allah akan mempercepat hukuman baginya sewaktu di dunia. Dan jika Allah menginginkan keburukan bagi hambaNya, maka Allah akan menangguhkan hukuman atas dosa-dosanya, hingga akhirnya ia akan mendapatkan balasannya hingga hari kiamat nanti”.

Saya ucapkan ‘congratulatians!’ bagi insan yang telah lulus menjalani hukuman atas segala dosanya di dunia;sehingga kelak di hari akhir ia telah suci, bersih dari noda dan kotoran dosaa. Sungguh beruntung ia diberikan kebaikan oleh Allah swt. Namun, sungguh malang nasib si hamba yang ditangguhkan hukumannya sampai hari kiamat. Ia akan membawa noda hitam, bercak-bercak, dan berbagai kotoran dosa sehingga sungguh merupakan suatu keburukan yang ia terima. Wallahu’alam…
Cobaan yaitu tebusan dosa, walaupun bentuknya kecil. Rasulullah saw bersabda :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa kesakitan karena tusukan duri, atau lebih sakit darinya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya” (Muttafaq ‘Alaih)
Karena itu wahai Saudara/i ku yang shaleh dan shalehah, laa tahzan wa laa takhof! Jangan sedih dan jangan takut! Bencana yang tengah menimpamu adalah ungkap rasa cinta Allah padamu. Sebuah kebaikan yang Allah berikun untukmu, dan sebuah tebusan dosa yang Allah tawarkan untukmu.

Saudara-saudariku, bersabarlah dan yakinlah dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah). Niscaya kau aka mendapat berita gembira, sebuah kebenaran yang sempurna, rahmat yang melimpah, dan petunjuk dari Sang Maha Pecinta (Q.S. Al-Baqarah [2] : 155-156). Itulah hadiah yang akan didapatkan bagi mukmin yang telah lulus melewati ujian dan mendapatkan prestasi yang gemilang. Trophy, medali, sertifikat macam mana pun di dunia ini tak berharga sama sekali jika dibandingkan dengan hadiah yang berharga pemerian Allah Sang Maha Pemberi. Wallahu’alam…

Bencana Adalah Peringatan dan Pelajaran bagi Hamba Allah yang Ingkar
Sadarlah, sadarlah Saudaraku! Sesungguhnya kita hidup di dunia ini hanyalah sebentar saja. Maka, perbanyaklah bekal kebaikan untuk kehidupan di masa yang akan dating (akhirat) karena kelak (kebaikan) itu yang akan menolong kita. Sebaliknya, jangan kau perbanyak amal kejelekan karena itu akan menjermuskan kamu pada lubang yang hina lagi menyakitkan.
Sadarlah, sadarlah Saudaraku! Sesungguhnya bencana adalah peringatan dan pelajaran besar akan bahaya dari dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Sadarlah, sadarlah Saudaraku! Allah memberikan ‘warning’ kepada kita semua :

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (Q.S. Ar-Rum [30] : 41)

Di sini, kita harus bermuhasabah, instrospeksi diri. Seberapa banyak kesalahan yang telah dilakukan, sberapa besar kebaikan yang telah diinvestasikan. Ambillah pelajaran dari bencana yang telah menimpa. Akankah ini adalah cara Allah untuk membinasakanmu? Untuk menghancurkanmu karena ulahmu sendiri? Sebagaimana Allah memperingatkan kepadamu dalah Q.S. Bani Israil [17] : 16. Mungkinkah ini semua karena perbuatan keji yak kau lakukan selama ini? Sebagaimana apa yang Allah telah utarakan kebencianNya pada perbuatan-perbuatan jahat (Q.S. Bani Israil [17] : 38). Ataukah, ini merupakan siksaan dari Allah karena pengingkaran hambaNya terhadap ayat-ayat Allah, dan karena dosa-dosanya pada Allah. Hayatilah kalamullah dalam Q.S. Al-Anfal [8] : 52.
Renungkanlah wahai Saudaraku! Ini adalah peringatan besar, pelajaran berharga untuk kita fikirkan, telaah, kaji guna memetik hikmah yang tersirat di dalamnya. Semoga kita termasuk orang-orang yang berfikir.

Bencana adalah salah satu SunnahNya yang bersifat Kauniyah Qodariyah
Hamba yang senantiasa mentafakuri fenomena alam dan kehidupan tentu akan memahami bahwa bencana , cobaan, adalah salah satu sunnahNya yang bersifat ‘kauniyah qodariyah’, Allah swt berfirman dalam Qs. Al-baqarah [2] : 155 dan juga Qs. Al-Anbiya [21] : 35.
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)” (Qs. Al-Anbiya [21] : 35).

Jadi, untuk apa kita mengeluh, kecewa, dan bersedih dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atas kita. Selayaknya kita ikhlas, sabar, dan menerima ketetapan ini dengan hati yang lapang.

Aku dan Alam Ini


Sri Lestari

Disini aku tak sendiri
Subhanallah….
Ada gemercik air yang begitu bening
Lahir dari perut alam yang masih perawan
Ada tarian pohon ketela yang begitu lembut
Penuh dengan asa dan rasa, serta memancarkan beragam cerita…
Tentang musim hujan
Tentang musim kemarau
Tentang musim gugur
Dan tentang musim semi yang sekarang ini…
Maha Indah Allah,
Ada lambaian daun kelapa di sini,
Mengajakku untuk menikmati hasil masakannya
Ya sebutir kelapa muda dengan berjuta manfaatnya
Ada langkah kecil semut yang tak mampu kudengar
Namun mampu kucerna hikmah langkah mereka yang berpadu dalam kesatuan dan kekuatan
Maha Besar Allah,
Ada bisikan dan belaian lembut dari sang angina,
Ia membelaiku dengan begitu mesra,
Ia membisikan kata cinta dan mengajakku bercumbu dengan alam
Karya Tuhan paling indah
Segala puji bagi Allah,
Burung pun ikut nimbrung dengan kicauan merdunya
Ia pun mengajakku untuk bernyayi
Bernyayi tentang persahabatan, cinta, dan alam
Mentari pun begitu setia menghangatkan kami
Memberikan pancaran energi cahayanya pada kami
Ia pun menjadi guru terbaik bagiku dan alam
Ia mengajarkan tentang arti cinta
Bahwa cinta selalu memikirkan bagaimana cara mencintai, bukan dicintai
Bahwa cinta adalah memberi dengan ikhlas
Bukan mengharapkan untuk menerima
Bahwa cinta ialah keikhlasan, bukan pamrih
Bahwa cinta yaitu menjaga, memelihara, dan melestarikan,
Bukan merusak dan membantai…..